Setelah mengawali generasi PlayStation 4 lewat seri terbaru Infamous: Second Son yang cukup revolusioner kala itu, Sucker Punch Productions kali ini sudah siap menutup generasi konsol currentgen dengan game terbaru mereka yaitu Ghost of Tsushima
Game ini sudah mendapat sorotan kuat sejak pertama kali diumumkan di Paris Games Week 2017, dan antusiasme fans semakin meningkat seiring banyaknya detail baru yang dibagikan sejauh ini
Ekspektasi yang besar ini memang bisa dimengerti, karena Ghost of Tsushima adalah game yang terlihat menaruh fokus penuh pada tema samurai klasik dengan minimnya unsur fantasi, sesuatu yang memang sangat jarang ditemui di game manapun bahkan dari developer game Jepang
Setelah penantian selama beberapa tahun yang terasa cukup lama ini, akhirnya Ghost of Tsushima sudah mendekati perilisannya yang hanya tinggal menghitung hari
Kami kebetulan sudah mendapatkan kesempatan untuk memainkan gamenya sejak bulan lalu lewat review copy yang disediakan oleh Sony Interactive Entertainment Asia
Dan juga mendapat impresi yang cukup untuk dirangkum dalam sebuah review
Seperti biasa, ulasan yang kami rangkum kali ini akan lebih singkat, bebas spoiler, dan menjelaskan poinpoin penting yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk membeli gamenya atau tidak
Daripada penasaran, langsung saja simak ulasan dari kami di bawah ini
:
Jalan Cerita
Mengambil setting di kepulauan Tsushima pada tahun 1274, Ghost of Tsushima menceritakan kisah seorang samurai penerus klan Sakai Jin Sakai yang harus menghalau invasi bangsa Mongol yang berusaha merebut kampung halamannya
Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Khotun Khan terbukti sangat kejam dan terlalu kuat, hingga dalam satu malam hampir seluruh samurai yang bertempur di pantai demi melindungi Tsushima harus menemui akhir yang mengenaskan, semua kecuali Jin dan sang paman yang merupakan seorang Jito / Lord (pemimpin) Tsushima yang diculik oleh Khotun Khan
Terbawa emosi demi menyelamatkan pamannya yang telah diculik serta rasa balas dendam ke bangsa Mongol menghancurkan kampung halamannya, Jin memulai petualangan besar demi membebaskan Tsushima sebagai seorang samurai sejati
Setidaknya itulah ambisi yang berusaha dikejarnya, namun perlahan Jin mulai sadar kalau kehormatan saja tidak akan cukup untuk mengalahkan kebengisan Khotun Khan dan pasukan Mongolnya, inilah yang mendorong dia untuk menjelma menjadi seorang assassin dengan julukan Ghost
Keseluruhan jalan cerita dalam Ghost of Tsushima memang tidak begitu kompleks dan menawarkan kualitas plot yang bisa kamu harapkan dari film samurai klasik, namun kelebihan utama dari segi cerita dalam game ini adalah seberapa emosional dan menjiwainya tiap adegan tersebut dipresentasikan
Sepertinya usaha Sucker Punch untuk menghidupkan pengalaman menonton film samurai klasik berhasil direalisasikan dengan baik di ceritanya, apalagi jika kamu memainkan game ini dengan mode Kurosawa (akan kami bahas nanti)
Selamat Datang di Tsushima
Seperti judulnya, game ini menjadikan kepulauan Tsushima yang terletak diantara daratan Korea Selatan dan Jepang sebagai setting utama
Meskipun bukan replika 1:1, map openworld Tsushima dalam game ini menawarkan ruang bermain yang masif dan memiliki variasi lingkungan yang sangat beragam
Jadi setiap kali mengunjungi suatu area, kamu nantinya akan merasakan atmosfer yang berbeda baik itu karena pengaruh cuaca maupun siklus day/night yang bergerak secara natural
Ini juga termasuk dari ragam flora dan fauna serta jenis musuh yang mendiami suatu area
Map openworld yang luas terkadang memang memberikan sensasi kekosongan di beberapa area, namun kekurangan ini berhasil tertutupi lewat presentasi lingkungan yang luar biasa indah dan membuat kamu ingin berhenti sejenak untuk menikmati pemandangannya
Kami bahkan tidak ragu untuk mengakui kalau game ini berhasil menawarkan setting openworld paling indah dibanding game openworld manapun
Eksplorasi dan Aktivitas Sampingan
Eksplorasi adalah salah satu bagian utama dalam Ghost of Tsushima, dimana semua aktivitas yang akan kamu lakukan akan selalu membawa kamu dalam berbagai area di seluruh pelosok pulau
Untuk memberikan sensasi eksplorasi yang lebih imersif, minim distraksi dan bebas, game ini menghilangkan fitur guide standar yang diadopsi banyak game openworld yaitu minimap dan waypoint
Sebagai gantinya, eksplorasi akan dibantu dengan fitur unik bernama Guiding Wind
Lewat fitur ini, kamu bisa menandai lokasi dalam sebuah map dan berusaha mencarinya dengan mengikuti arah hembusan angin
Kamu bisa memanggil angin tersebut setiap saat agar tetap dalam jalur yang benar
Implementasi Guiding Wind ini membuat eksplorasi menjadi lebih seru, karena kamu memiliki kebebasan mutlak dalam memilih jalur dan tidak berfokus pada rute linear yang sudah ditentukan dari gamenya
Selain Guiding Wind, terkadang kamu juga bisa menjumpai burung yang dapat memandumu ke sebuah tempat yang belum dijelajahi
Tsushima sendiri dipenuhi dengan banyak tempat yang bisa kamu akses mulai dari pedesaan kecil maupun besar, shrine, fox den, pemandian air panas, camp hingga fort besar yang dikuasai Mongol, dan masih banyak sekali tempat lainnya
Saat kebanyakan eksplorasi dalam game openworld bisa terasa cepat membosankan dan terlalu menguras tenaga, Ghost of Tsushima justru berhasil meracik dunia yang selalu menarik untuk dijelajahi
Kamu juga tidak akan pernah terkesan membuang waktu saat mengunjungi tempattempat yang tersebar di map, karena kamu pasti akan selalu mendapatkan reward yang sepadan
Ghost of Tsushima menawarkan tiga jenis quest berbeda yaitu JinKUTIPs Journey (quest utama untuk meneruskan cerita), Tales of Tsushima (quest sampingan yang melibatkan penduduk maupun karakter kunci), serta Mythic Quest (quest spesial yang menawarkan reward super langka, baik itu armor, senjata, maupun skill spesial)
Untuk aspek yang satu ini Ghost of Tsushima juga berhasil mengeksekusinya dengan manis, dimana setiap quest yang ditawarkan benarbenar diracik dengan serius dan cukup serupa dengan The Witcher 3
Jadi lebih dari sekedar fetch quest yang monoton dan tidak seru, kamu akan menemui banyak peristiwa kecil yang menambah momenmomen seru dalam petualangan Jin
Hal ini terutama bisa dilihat jelas dari misi sampingan yang melibatkan karakter kunci atau temanteman seperjuangan Jin, dimana kamu bisa mengikuti serangkaian quest yang memiliki klimaks ceritanya sendiri (sama seperti arc cerita untuk suatu karakter)
Kustomisasi juga termasuk salah satu fitur yang cukup ditonjolkan di Ghost of Tsushima dan cukup terikat dengan seberapa aktif kamu dalam melakukan eksplorasi
Pasalnya, semua armor serta aksesoris dalam game ini tidak bisa didapatkan dengan cara membeli, melainkan kamu harus melakukan quest serta aktivitas tertentu agar bisa mendapatkannya
Jika sudah mendapatkan armor yang disukai, kamu juga bisa memodifikasi penampilannya dengan cara upgrade atau mengganti warnanya dengan menggunakan jasa merchant
:
Combat yang Brutal dan Presisi
Sebagai game yang membawa tema samurai dominan, Ghost of Tsushima berusaha merealisasikan sebuah sistem combat yang memadukan unsur realistis dengan kesan action yang cukup flashy
Kesan realistisnya bisa dilihat dari bagaimana setiap serangan dapat memberikan damage fatal dan membuat musuh bercucuran darah, termasuk bagaimana Jin juga dapat tunduk hanya dalam beberapa serangan saja
Agar memastikan kalau sistem combat dapat berjalan secara natural dan tidak cepat berakhir, setiap musuh memiliki pertahanan yang cukup kuat dan hanya bisa ditembus dengan membuatnya berada dalam posisi stagger
Pada saat itulah kamu baru bisa mengurangi HP musuh dan mengalahkannya sebelum mereka bisa melindungi diri lagi, kecuali saat melawan archer yang sangat lemah dalam pertempuran jarak dekat dan bisa dikalahkan dengan beberapa serangan saja
Karena Jin juga termasuk karakter yang rapuh dan dapat mati dalam beberapa serangan, game ini sudah mengimplementasikan sistem bernama Resolve (ditandai dengan bar bulat kuning di atas health bar) yang berperan untuk mengisi HP serta melancarkan skill spesial
Kamu dapat mengisi Resolve dengan mengalahkan musuh atau menerima serangan yang cukup fatal
Kamu bisa menambah kapasitas maksimal Resolve dengan menyelesaikan tantangan Bamboo Cutting atau meningkatkan level Legend
Basis combat dalam Ghost of Tsushima berfokus pada pertarungan pedang, yang mana Jin dapat menggunakan empat gaya atau posisi stance saat menggunakan katananya
Setiap stance memiliki efektivitas tersendiri saat digunakan untuk melawan tipe musuh yang berbeda
Misalnya saat melawan prajurit Mongol yang menggunakan pedang Jin perlu menggunakan Stone Stance, musuh yang menggunakan perisai dapat dikalahkan lebih cepat dengan Water Stance, musuh dengan tombak dengan Wind Stance, dan terakhir musuh yang memiliki postur badan besar dengan Moon Stance
Selain berhadapan dengan prajurit Mongol, Jin terkadang juga akan dihadapkan dengan fraksi musuh lain yang sudah menganggu ketentraman Tsushima sebelum bangsa mongol menyerang yaitu kelompok Bandit dan Ronin
Bandit bukanlah tipe musuh yang sulit dan cukup serupa dengan Mongol, dimana mereka memiliki persenjataan beragam serta pemanah di setiap kelompoknya
Ronin di sisi lain adalah kelompok samurai berandal yang hanya menggunakan katana sebagai senjata, namun mereka memiliki teknik bertarung yang berbahaya dan lebih sulit untuk dikalahkan
Variasi gaya bertarung dan musuh yang harus dilawan bukan satusatunya yang membuat combat dalam Ghost of Tsushima menarik, karena dalam game ini kamu juga dapat mengakses sistem Skill Tree yang cukup kompleks dan menawarkan opsi permainan yang semakin berkembang seiring berjalannya progressmu
Transformasi Jin yang perlahan menjelma menjadi Ghost nantinya dapat memberikan kamu akses ke lebih banyak persenjataan seperti kunai, sticky bomb, smoke bomb, blow pipe, hingga tool tambahan seperti Grappling Hook untuk membantu Jin dalam menjangkau area yang sulit dijangkau layaknya Ninja / Shinobi yang mengendapngendap
Kebebasan dalam memilih gaya permainan frontal maupun stealth membuat setiap pertarungan terasa seru dan menggugah, apalagi jika kamu sudah mendapatkan akses ke semua skill yang bisa dikuasai Jin
Selain memperkuat kemampuan bertarung, kamu juga bisa mengupgrade senjata dan armor yang dimiliki untuk memperkuat statistiknya
Koleksi OST yang Luar Biasa
Musik juga menjadi salah satu kekuatan utama yang berusaha ditonjolkan Sucker Punch lewat Ghost of Tsushima
Tidak tanggungtanggung, mereka bahkan juga melibatkan komposer ternama Shigeru Umebayashi untuk terlibat dalam proyek gamenya
Keunggulan dari musik yang diracik Umebayashi terletak pada alunan melodinya yang terasa atmosferik seolah pendengarnya ditarik ke masa lalu, yang memang sangat cocok untuk menggambarkan setting Jepang kuno yang berusaha diperlihatkan Ghost of Tsushima
Kurosawa Mode
Mode permainan dengan tampilan hitam putih dan filter layaknya film samurai klasik dalam game ini ternyata diberi nama Kurosawa Mode, dan pihak Sucker Punch sudah mendapatkan izin resmi dari Kurosawa estate untuk merealisasikannya
Lewat mode ini pemain dapat merasakan pengalaman bermain game layaknya menonton film samurai klasik yang paling nyata
Meskipun termasuk fitur tambahan yang sangat keren, namun keindahan dunia Ghost of Tsushima terasa kurang bisa dinikmati dengan mode ini karena kamu hanya dapat memainkan gamenya dengan perpaduan warna hitam putih
Jadi meskipun fitur ini mendapatkan resepsi yang positif, bisa dipastikan kalau sebagian besar orang akan lebih memilih memainkan gamenya dalam mode biasa
Sebagai poin tambahan, kami memainkan game ini di PlayStation 4 Slim dan performa yang ditawarkan terhitung cukup stabil
Ada beberapa momen dimana fps gamenya terasa menurun di beberapa skenario seperti saat cuaca hujan badai dan saat adanya banyak efek partikel dan karakter dalam satu layar
:
Kesimpulan
Sebagai game eksklusif yang menutup akhir era PlayStation 4 sebelum kehadiran konsol generasi selanjutnya, Ghost of Tsushima bisa dibilang telah sukses menjawab misi besar tersebut dengan kualitas sebuah game openworld yang fantastis
Selain menghadirkan setting dunia yang luar biasa indah, sistem combat yang brutal dan seru, hingga pendekatan tema Jepang yang sangat dominan, rasanya hampir tidak ada aspek yang ingin dilewatkan game ini dalam menghadirkan pengalaman bermain game samurai terbaik
Meskipun tidak menghadirkan dobrakan besar selain dari sistem eksplorasi yang lebih imersif berkat fitur Guiding Wind, setidaknya Ghost of Tsushima dikembangkan dengan kualitas yang solid dan mudah diakui sebagai salah satu game terbaik di genrenya
Terlepas dari adanya beberapa kekurangan seperti bug yang terkadang bisa mengganggu jalannya permainan, tingkat kesulitan tertinggi yang relatif masih mudah, serta alur sidequest yang mudah diprediksi, Ghost of Tsushima berhasil menutupi kekurangan tersebut dengan keseluruhan pengalaman bermain yang sangat seru untuk dinikmati dari awal hingga akhir
Setelah mengawali generasi PlayStation 4 lewat seri terbaru Infamous: Second Son yang cukup revolusioner kala itu, Sucker Punch Productions kali ini sudah siap menutup generasi konsol currentgen dengan game terbaru mereka yaitu Ghost of Tsushima
Game ini sudah mendapat sorotan kuat sejak pertama kali diumumkan di Paris Games Week 2017, dan antusiasme fans semakin meningkat seiring banyaknya detail baru yang dibagikan sejauh ini
Ekspektasi yang besar ini memang bisa dimengerti, karena Ghost of Tsushima adalah game yang terlihat menaruh fokus penuh pada tema samurai klasik dengan minimnya unsur fantasi, sesuatu yang memang sangat jarang ditemui di game manapun bahkan dari developer game Jepang
Setelah penantian selama beberapa tahun yang terasa cukup lama ini, akhirnya Ghost of Tsushima sudah mendekati perilisannya yang hanya tinggal menghitung hari
Kami kebetulan sudah mendapatkan kesempatan untuk memainkan gamenya sejak bulan lalu lewat review copy yang disediakan oleh Sony Interactive Entertainment Asia
Dan juga mendapat impresi yang cukup untuk dirangkum dalam sebuah review
Seperti biasa, ulasan yang kami rangkum kali ini akan lebih singkat, bebas spoiler, dan menjelaskan poinpoin penting yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk membeli gamenya atau tidak
Daripada penasaran, langsung saja simak ulasan dari kami di bawah ini
:
Jalan Cerita
Mengambil setting di kepulauan Tsushima pada tahun 1274, Ghost of Tsushima menceritakan kisah seorang samurai penerus klan Sakai Jin Sakai yang harus menghalau invasi bangsa Mongol yang berusaha merebut kampung halamannya
Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Khotun Khan terbukti sangat kejam dan terlalu kuat, hingga dalam satu malam hampir seluruh samurai yang bertempur di pantai demi melindungi Tsushima harus menemui akhir yang mengenaskan, semua kecuali Jin dan sang paman yang merupakan seorang Jito / Lord (pemimpin) Tsushima yang diculik oleh Khotun Khan
Terbawa emosi demi menyelamatkan pamannya yang telah diculik serta rasa balas dendam ke bangsa Mongol menghancurkan kampung halamannya, Jin memulai petualangan besar demi membebaskan Tsushima sebagai seorang samurai sejati
Setidaknya itulah ambisi yang berusaha dikejarnya, namun perlahan Jin mulai sadar kalau kehormatan saja tidak akan cukup untuk mengalahkan kebengisan Khotun Khan dan pasukan Mongolnya, inilah yang mendorong dia untuk menjelma menjadi seorang assassin dengan julukan Ghost
Keseluruhan jalan cerita dalam Ghost of Tsushima memang tidak begitu kompleks dan menawarkan kualitas plot yang bisa kamu harapkan dari film samurai klasik, namun kelebihan utama dari segi cerita dalam game ini adalah seberapa emosional dan menjiwainya tiap adegan tersebut dipresentasikan
Sepertinya usaha Sucker Punch untuk menghidupkan pengalaman menonton film samurai klasik berhasil direalisasikan dengan baik di ceritanya, apalagi jika kamu memainkan game ini dengan mode Kurosawa (akan kami bahas nanti)
Selamat Datang di Tsushima
Seperti judulnya, game ini menjadikan kepulauan Tsushima yang terletak diantara daratan Korea Selatan dan Jepang sebagai setting utama
Meskipun bukan replika 1:1, map openworld Tsushima dalam game ini menawarkan ruang bermain yang masif dan memiliki variasi lingkungan yang sangat beragam
Jadi setiap kali mengunjungi suatu area, kamu nantinya akan merasakan atmosfer yang berbeda baik itu karena pengaruh cuaca maupun siklus day/night yang bergerak secara natural
Ini juga termasuk dari ragam flora dan fauna serta jenis musuh yang mendiami suatu area
Map openworld yang luas terkadang memang memberikan sensasi kekosongan di beberapa area, namun kekurangan ini berhasil tertutupi lewat presentasi lingkungan yang luar biasa indah dan membuat kamu ingin berhenti sejenak untuk menikmati pemandangannya
Kami bahkan tidak ragu untuk mengakui kalau game ini berhasil menawarkan setting openworld paling indah dibanding game openworld manapun
Eksplorasi dan Aktivitas Sampingan
Eksplorasi adalah salah satu bagian utama dalam Ghost of Tsushima, dimana semua aktivitas yang akan kamu lakukan akan selalu membawa kamu dalam berbagai area di seluruh pelosok pulau
Untuk memberikan sensasi eksplorasi yang lebih imersif, minim distraksi dan bebas, game ini menghilangkan fitur guide standar yang diadopsi banyak game openworld yaitu minimap dan waypoint
Sebagai gantinya, eksplorasi akan dibantu dengan fitur unik bernama Guiding Wind
Lewat fitur ini, kamu bisa menandai lokasi dalam sebuah map dan berusaha mencarinya dengan mengikuti arah hembusan angin
Kamu bisa memanggil angin tersebut setiap saat agar tetap dalam jalur yang benar
Implementasi Guiding Wind ini membuat eksplorasi menjadi lebih seru, karena kamu memiliki kebebasan mutlak dalam memilih jalur dan tidak berfokus pada rute linear yang sudah ditentukan dari gamenya
Selain Guiding Wind, terkadang kamu juga bisa menjumpai burung yang dapat memandumu ke sebuah tempat yang belum dijelajahi
Tsushima sendiri dipenuhi dengan banyak tempat yang bisa kamu akses mulai dari pedesaan kecil maupun besar, shrine, fox den, pemandian air panas, camp hingga fort besar yang dikuasai Mongol, dan masih banyak sekali tempat lainnya
Saat kebanyakan eksplorasi dalam game openworld bisa terasa cepat membosankan dan terlalu menguras tenaga, Ghost of Tsushima justru berhasil meracik dunia yang selalu menarik untuk dijelajahi
Kamu juga tidak akan pernah terkesan membuang waktu saat mengunjungi tempattempat yang tersebar di map, karena kamu pasti akan selalu mendapatkan reward yang sepadan
Ghost of Tsushima menawarkan tiga jenis quest berbeda yaitu JinKUTIPs Journey (quest utama untuk meneruskan cerita), Tales of Tsushima (quest sampingan yang melibatkan penduduk maupun karakter kunci), serta Mythic Quest (quest spesial yang menawarkan reward super langka, baik itu armor, senjata, maupun skill spesial)
Untuk aspek yang satu ini Ghost of Tsushima juga berhasil mengeksekusinya dengan manis, dimana setiap quest yang ditawarkan benarbenar diracik dengan serius dan cukup serupa dengan The Witcher 3
Jadi lebih dari sekedar fetch quest yang monoton dan tidak seru, kamu akan menemui banyak peristiwa kecil yang menambah momenmomen seru dalam petualangan Jin
Hal ini terutama bisa dilihat jelas dari misi sampingan yang melibatkan karakter kunci atau temanteman seperjuangan Jin, dimana kamu bisa mengikuti serangkaian quest yang memiliki klimaks ceritanya sendiri (sama seperti arc cerita untuk suatu karakter)
Kustomisasi juga termasuk salah satu fitur yang cukup ditonjolkan di Ghost of Tsushima dan cukup terikat dengan seberapa aktif kamu dalam melakukan eksplorasi
Pasalnya, semua armor serta aksesoris dalam game ini tidak bisa didapatkan dengan cara membeli, melainkan kamu harus melakukan quest serta aktivitas tertentu agar bisa mendapatkannya
Jika sudah mendapatkan armor yang disukai, kamu juga bisa memodifikasi penampilannya dengan cara upgrade atau mengganti warnanya dengan menggunakan jasa merchant
:
Combat yang Brutal dan Presisi
Sebagai game yang membawa tema samurai dominan, Ghost of Tsushima berusaha merealisasikan sebuah sistem combat yang memadukan unsur realistis dengan kesan action yang cukup flashy
Kesan realistisnya bisa dilihat dari bagaimana setiap serangan dapat memberikan damage fatal dan membuat musuh bercucuran darah, termasuk bagaimana Jin juga dapat tunduk hanya dalam beberapa serangan saja
Agar memastikan kalau sistem combat dapat berjalan secara natural dan tidak cepat berakhir, setiap musuh memiliki pertahanan yang cukup kuat dan hanya bisa ditembus dengan membuatnya berada dalam posisi stagger
Pada saat itulah kamu baru bisa mengurangi HP musuh dan mengalahkannya sebelum mereka bisa melindungi diri lagi, kecuali saat melawan archer yang sangat lemah dalam pertempuran jarak dekat dan bisa dikalahkan dengan beberapa serangan saja
Karena Jin juga termasuk karakter yang rapuh dan dapat mati dalam beberapa serangan, game ini sudah mengimplementasikan sistem bernama Resolve (ditandai dengan bar bulat kuning di atas health bar) yang berperan untuk mengisi HP serta melancarkan skill spesial
Kamu dapat mengisi Resolve dengan mengalahkan musuh atau menerima serangan yang cukup fatal
Kamu bisa menambah kapasitas maksimal Resolve dengan menyelesaikan tantangan Bamboo Cutting atau meningkatkan level Legend
Basis combat dalam Ghost of Tsushima berfokus pada pertarungan pedang, yang mana Jin dapat menggunakan empat gaya atau posisi stance saat menggunakan katananya
Setiap stance memiliki efektivitas tersendiri saat digunakan untuk melawan tipe musuh yang berbeda
Misalnya saat melawan prajurit Mongol yang menggunakan pedang Jin perlu menggunakan Stone Stance, musuh yang menggunakan perisai dapat dikalahkan lebih cepat dengan Water Stance, musuh dengan tombak dengan Wind Stance, dan terakhir musuh yang memiliki postur badan besar dengan Moon Stance
Selain berhadapan dengan prajurit Mongol, Jin terkadang juga akan dihadapkan dengan fraksi musuh lain yang sudah menganggu ketentraman Tsushima sebelum bangsa mongol menyerang yaitu kelompok Bandit dan Ronin
Bandit bukanlah tipe musuh yang sulit dan cukup serupa dengan Mongol, dimana mereka memiliki persenjataan beragam serta pemanah di setiap kelompoknya
Ronin di sisi lain adalah kelompok samurai berandal yang hanya menggunakan katana sebagai senjata, namun mereka memiliki teknik bertarung yang berbahaya dan lebih sulit untuk dikalahkan
Variasi gaya bertarung dan musuh yang harus dilawan bukan satusatunya yang membuat combat dalam Ghost of Tsushima menarik, karena dalam game ini kamu juga dapat mengakses sistem Skill Tree yang cukup kompleks dan menawarkan opsi permainan yang semakin berkembang seiring berjalannya progressmu
Transformasi Jin yang perlahan menjelma menjadi Ghost nantinya dapat memberikan kamu akses ke lebih banyak persenjataan seperti kunai, sticky bomb, smoke bomb, blow pipe, hingga tool tambahan seperti Grappling Hook untuk membantu Jin dalam menjangkau area yang sulit dijangkau layaknya Ninja / Shinobi yang mengendapngendap
Kebebasan dalam memilih gaya permainan frontal maupun stealth membuat setiap pertarungan terasa seru dan menggugah, apalagi jika kamu sudah mendapatkan akses ke semua skill yang bisa dikuasai Jin
Selain memperkuat kemampuan bertarung, kamu juga bisa mengupgrade senjata dan armor yang dimiliki untuk memperkuat statistiknya
Koleksi OST yang Luar Biasa
Musik juga menjadi salah satu kekuatan utama yang berusaha ditonjolkan Sucker Punch lewat Ghost of Tsushima
Tidak tanggungtanggung, mereka bahkan juga melibatkan komposer ternama Shigeru Umebayashi untuk terlibat dalam proyek gamenya
Keunggulan dari musik yang diracik Umebayashi terletak pada alunan melodinya yang terasa atmosferik seolah pendengarnya ditarik ke masa lalu, yang memang sangat cocok untuk menggambarkan setting Jepang kuno yang berusaha diperlihatkan Ghost of Tsushima
Kurosawa Mode
Mode permainan dengan tampilan hitam putih dan filter layaknya film samurai klasik dalam game ini ternyata diberi nama Kurosawa Mode, dan pihak Sucker Punch sudah mendapatkan izin resmi dari Kurosawa estate untuk merealisasikannya
Lewat mode ini pemain dapat merasakan pengalaman bermain game layaknya menonton film samurai klasik yang paling nyata
Meskipun termasuk fitur tambahan yang sangat keren, namun keindahan dunia Ghost of Tsushima terasa kurang bisa dinikmati dengan mode ini karena kamu hanya dapat memainkan gamenya dengan perpaduan warna hitam putih
Jadi meskipun fitur ini mendapatkan resepsi yang positif, bisa dipastikan kalau sebagian besar orang akan lebih memilih memainkan gamenya dalam mode biasa
Sebagai poin tambahan, kami memainkan game ini di PlayStation 4 Slim dan performa yang ditawarkan terhitung cukup stabil
Ada beberapa momen dimana fps gamenya terasa menurun di beberapa skenario seperti saat cuaca hujan badai dan saat adanya banyak efek partikel dan karakter dalam satu layar
:
Kesimpulan
Sebagai game eksklusif yang menutup akhir era PlayStation 4 sebelum kehadiran konsol generasi selanjutnya, Ghost of Tsushima bisa dibilang telah sukses menjawab misi besar tersebut dengan kualitas sebuah game openworld yang fantastis
Selain menghadirkan setting dunia yang luar biasa indah, sistem combat yang brutal dan seru, hingga pendekatan tema Jepang yang sangat dominan, rasanya hampir tidak ada aspek yang ingin dilewatkan game ini dalam menghadirkan pengalaman bermain game samurai terbaik
Meskipun tidak menghadirkan dobrakan besar selain dari sistem eksplorasi yang lebih imersif berkat fitur Guiding Wind, setidaknya Ghost of Tsushima dikembangkan dengan kualitas yang solid dan mudah diakui sebagai salah satu game terbaik di genrenya
Terlepas dari adanya beberapa kekurangan seperti bug yang terkadang bisa mengganggu jalannya permainan, tingkat kesulitan tertinggi yang relatif masih mudah, serta alur sidequest yang mudah diprediksi, Ghost of Tsushima berhasil menutupi kekurangan tersebut dengan keseluruhan pengalaman bermain yang sangat seru untuk dinikmati dari awal hingga akhir
Tidak sedikit seri JRPG yang hanya bertahan dalam beberapa waktu saja
Terkecuali bagi seri Tales, yang rupanya masih bertahan hingga saat ini
Kesuksesan di setiap serinya membuat Bandai Namco tidak menyurutkan semangatnya dalam mengembangkan entri terbaru, demi kepuasan para penggemar dan komunitas dari berbagai belahan dunia
Setelah penantian yang bisa dibilang cukup lama setelah perilisan Tales of Berseria pada 2016 lalu, tepat pada 9 September 2021 Bandai Namco akhirnya kembali menghidupkan franchise ini dengan merilis Tales of Arise
: Dikembangkan dan dirilis oleh Bandai Namco, Tales of Arise kini telah hadir di platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, dan PC via Steam
Sebelum meluncurkan versi full, mereka telah merilis versi demonya
Setidaknya dari versi demo tersebut telah memberikan gambaran mengenai seperti apa mekanisme di dalam game, termasuk sistem pertarungan
Tales of Arise menjadi salah satu seri Tales saat ini yang hadir di platform nextgen
Dengan mempertahankan ciri khas Tales sebelumnya, seri terbarunya juga memperlihatkan inovasiinovasi dan tampilan yang lebih baru tentunya
Selamat Datang di Planet Dahna
Tales of Arise memiliki alur cerita yang tidak berkaitan dengan seriseri Tales sebelumnya
Dikisahkan bahwa ada dua planet yang hidup saling berdampingan, yaitu Dahna dan Rena
Suatu hari, tentara Renan menginvasi Dahna secara tibatiba dengan teknologi yang luar biasa canggih
Alhasil kehidupan di Dahna terpuruk
Banyak penduduk di planet tersebut menjadi budak dan tidak mendapatkan kehidupan yang lebih tenang dan baik dari sebelumnya
Mereka telah menginvasi Dahna selama 300 tahun dan membagi wilayah kekuasaan menjadi lima region
Salah seorang budak Dahna yang dijuluki sebagai Iron Mask hadir di permainan, tanpa memiliki ingatan yang jelas dan tidak mengalami rasa sakit apa pun
Nasib dan kehidupannya berubah setelah bertemu dengan sosok perempuan berambut merah muda panjang, yang diketahui namanya adalah Shionne
Aneh bin ajaib, setiap orang yang mencoba menyentuh tubuh Shionne maka akan merasakan sakit atau bahkan pingsan
Uniknya, Iron Mask justru tidak merasakan itu semua
Shionne yang sedang diburu oleh tentara Renan pun berusaha melarikan diri bersama Iron Mask dan Zephyr
Karena tidak dapat merasakan sakit, Iron Mask alhasil bisa mengaktifkan Master Core yang ada di tubuh Shionne
Dari situlah ia dapat menggunakan pedang berapi selama pertarungan, yang dinamai Blazing Sword
Tugas keduanya sebenarnya sama, yakni menundukkan para Lords yang tersebar di berbagai wilayah di Dahna
Lords ini diketahui telah membuat malapetaka dan menimbulkan perang antar planet
Setelah Iron Mask bersama Shionne berhasil menundukkan salah satu Lord, barulah topeng Iron Mask terbelah separuh
Sejak saat itulah, ia mulai mengingat siapa dirinya dan tujuan hidupnya
Iron Mask yang telah diketahui bernama Alphen kembali dengan pribadi yang baru dan bersama rekannya untuk melanjutkan petualangannya
Siapa sebenarnya Alphen dan Shionne Apa tujuan mereka sebenarnya di permainan ini Demi menghindari spoiler, alangkah baiknya untuk menemukan jawaban tersebut ketika memainkan Tales of Arise tentunya
Mekanisme Pertarungan yang Seru dan Klasik
Mekanisme pertarungan Tales of Arise bisa dikatakan masih serupa dengan seri Tales pada umumnya
Bagi fans setia Tales besar kemungkinan tentu akan terbiasa dengan sistem battle di dalamnya, karena masih menerapkan model action hack and slash tanpa random encounter yang seringkali menyebalkan di beberapa judul game
Pemain bebas mengaktifkan skill spesial, menyerang dengan Artes, dan menghindari musuh sebisa mungkin
Cakupan area battle di Tales of Arise tergolong cukup luas sehingga memudahkan pemain ketika ingin menghindari serangan musuh
Berkat tampilan layout battle yang minimalis, pemain dapat melihat bahwa di akhir pertarungan tidak ada scene khusus
Result pertarungan justru ditampilkan secara sederhana di pojok kiri ketika karakter sudah kembali ke luar kota
Bosan pakai protagonis Pemain tidak perlu khawatir
Pasalnya game ini memungkinkanmu untuk berganti karakter dalam bertarung maupun party leader selama eksplorasi
Misalnya kami memakai Shionne karena bisa menyerang dari jauh dan memiliki pergerakan yang lebih cepat dan gesit
Semua bergantung ke selera pemain
Apabila lebih suka menggunakan serangan magis, Rinwell adalah jawabannya
Bukan sekadar alasan itu saja, berganti karakter juga membuat pemain dapat bereksperimen dengan bagaimana cara mereka menyerang, hingga mengaktifkan Artes secara leluasa
Selain itu, masingmasing karakter juga memiliki spesialisasi masingmasing yang dinamai semacam perk
Seperti yang disebutkan di atas, perk setiap karakter berbedabeda bergantung pada jenis serangan mereka
Kami beri contoh seperti Alphen yang dapat mengorbankan sedikit HP untuk melancarkan serangannya dengan pedang apinya
Atau misalnya Kisara yang agak kesulitan untuk menghindari musuh dengan evade, namun bisa menangkis serangan musuh dengan perisainya
Kebalikannya, Dohalim mampu melakukan evade hingga dapat melancarkan serangan kritikal dengan tongkat panjangnya
Akan lebih mudah memahami serangan setiap karakter, termasuk perk mereka jika pemain berganti karakter
Bahkan juga menjadi lebih paham seperti apa strategi yang digunakan, mengingat AI masingmasing party juga tidak seburuk yang dikira
Adapun salah satu mekanisme combat yang ditampilkan di Tales of Arise, yaitu Boost Attack
Sesuai dengan namanya, Boost Attack merupakan salah satu jenis serangan spesial yang dapat dilancarkan oleh satu karakter, dengan menghasilkan efek berbeda dan damage yang lebih besar
Untuk mengaktifkan Boost Attack, pemain perlu mengisi Boost Gauge terlebih dahulu, yang bisa didapatkan melalui serangan normal
Setelah terisi, ikon setiap karakter akan tampak menyala dan menjadi pertanda bagi pemain untuk bisa mengaktifkannya
Namun perlu diingat bahwa cooldown untuk melancarkan jenis serangan ini tidaklah cepat
Sehingga pemain perlu mengatur kembali kapan waktu yang tepat untuk mengaktifkan Boost Attack
Selain Boost Attack, ada juga Boost Strike, yang memungkinkan antar karakter untuk saling bersinergi dalam mengeksekusikan serangan yang luar biasa
Jenis serangan ini bisa dibilang sebagai serangan combo, yang tentunya dapat mengurangi HP musuh secara drastis atau bahkan K
O instan
Namun kami sarankan untuk mengaktifkan Boost Strike ketika HP musuh sudah mendekati akhir
Guna mengaktifkannya, pemain akan menerima semacam peringatan bertuliskan STRIKE atau ketika memiliki jumlah Combo Count yang tinggi
Seperti Boost Attack, meningkatkan jumlah Combo Count adalah dengan cara melakukan serangan normal maupun penggunaan Artes dan Boost Attack secara terusmenerus
Selanjutnya ada Mystic Artes, yang menurut kami merupakan serangan spesial yang paling kuat jika dibandingkan kedua jenis serangan di atas
Para penggemar setia Tales tentu tidak asing dengan Mystic Artes, yang kental dengan ciri khas cutscene karakter ketika menunjukkan gerakan terkuatnya
Di beberapa seri Tales, ada beberapa kondisi tertentu untuk mengaktifkan Mystic Artes
Berbeda di Tales of Arise, yang justru memungkinkan pemain untuk membukanya dengan mengaktifkan mode Over Limit
Guna masuk ke dalam mode tersebut, pemain harus melakukan evade yang sempurna (Perfect Evasion)
Ketika menggunakan Mystic Artes, maka mode Over Limit juga akan berakhir
Kami merekomendasikan pemain untuk mengaktifkan Artes normal terlebih dahulu sebelum melancarkan Mystic Artes
Untuk mengaktifkan serangan atau skill Artes, diperlukan Artes Gauge yang terisi secukupnya
Artes Gauge atau AG merupakan resource berwarna biru, yang memungkinkan setiap karakter mengaktifkan Artes dalam pertarungan
Setiap Artes yang dimiliki karakter juga memiliki jumlah konsumsi AG yang berbedabeda
Apabila ingin mengisi AG kembali, salah satu triknya adalah berhenti menyerang sementara waktu, menghindari serangan musuh, dan menunggu sampai AG terisi secukupnya
Apabila level dan karakter semakin kuat, maka pemain bisa mendapatkan kesempatan untuk membuka Artes yang lebih kuat juga
Layaknya game JRPG maupun action adventure pada umumnya, Tales of Arise juga menghadirkan sistem Skill Tree, yang dinamai sebagai Skill Panel
Untuk membuka berbagai skill, diperlukan Skill Point (SP) yang bisa didapat dari akhir battle dan menyelesaikan misi
Bukan hanya Artes, Skill Panel juga mencakup kemampuan lainnya seperti membuka buff untuk karakter, meningkatkan jumlah Artes Gauge, dan lainnya
Meningkatkan jumlah AG menjadi salah satu skill yang lebih dianjurkan untuk dibuka di Skill Panel
Agar karakter bisa mengaktifkan Artes secara terusmenerus, serta melakukan cooldown dalam waktu yang tidak lama untuk mencapai mode Over Limit
Fitur Sampingan yang Bervariasi dan Menyenangkan
Fitur menarik yang tersedia di Tales of Arise adalah Camp
Sesuai namanya, pemain bisa berkemah untuk beristirahat sambil mengobrol satu sama lain guna meningkatkan relasi
Bukan sekadar mengobrol, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di kemah
Misalnya pemain ingin melihat scene sebelumnya demi memahami alur cerita di dalam game bisa dilakukan di kemah
Atau ingin memulihkan stamina dengan memasak Ya, pemain bisa memasak makanan selama berkemah demi memperoleh buff yang menguntungkan dalam pertarungan
Bahanbahan makanan bisa diperoleh dari peti, tanaman, dan hewan
Pemain juga bisa membeli bahan di toko yang ada di kota
Sementara untuk resep dapat ditemukan di peti berwarna biru yang tersebar di berbagai area
Siapa sangka selain memasak dan beristirahat di Camp, rupanya pemain juga bisa melakukan aktivitas sampingan lainnya
Salah satunya adalah memancing bersama Kisara, guna memperoleh stok bahan pangan tambahan
Dengan begitu, pemain bisa mengoleksi berbagai jenis ikan agar makanan yang dimasak saat kemah juga tergolong bervariasi
Di samping memancing, pemain juga bisa melatih kemampuan bertarung di Training Grounds
Mengingatkan kami akan beberapa JRPG pada umumnya, di sini pemain akan berhadapan dengan jenis monster hingga level tinggi
Apabila pemain adalah tipikal mengejar reward dan menaikkan level, Training Grounds bisa menjadi jawaban untuk menguji skill bertarung
Selama eksplorasi, pemain tentunya akan memperoleh banyak sumber daya yang tersebar di berbagai wilayah
Resource yang terkumpul itulah berguna untuk crafting aksesoris dan senjata sebagai item penunjang pertempuran
Sistem Crafting yang ditampilkan terbilang sederhana
Pemain dapat mengunjungi Metal Engraver untuk membuat aksesoris dari material yang telah dikumpulkan
Atau bisa juga craft senjata lewat merchant yang ada di luar kota
Aksesoris yang dapat dicrafting terdiri dari 3 kategori, yakni Attack, Defense, dan Support
Terlebih lagi, pemain juga bisa melihat katalog monster untuk mengetahui material apa saja yang dijatuhkan oleh monstermonster tertentu
Masih kurang Tenang, Tales of Arise punya aktivitas lainnya yang bisa pemain lakukan, yaitu berburu burung hantu menggemaskan
Hewan ini bisa ditemukan di berbagai lokasi, dan akan memberikan pemain hadiah apabila berhasil mengumupulkan semuanya
Menariknya lagi, jika pemain sudah merekrut Rinwell, maka Hootle bisa membantu karakter untuk mencari tahu lokasi burung hantu terdekat
Setelah mengumumpulkan lebih banyak burung hantu, maka pemain dapat mengunjungi Owl Forest, yang menjadi tempat persinggahan mereka untuk mendapatkan hadiah
Bagi pemain yang tidak ingin bermain terlalu cepat, menjalankan SubQuest menjadi solusi terbaik selain grinding
Biasanya misi sampingan yang ditawarkan mencakup pencarian resource untuk berbagai hal hingga berburu Zeugle
Pemain dapat mencari SubQuest dari para NPC yang ada di setiap kota
Ada juga saat dimana pemain harus menyelesaikan misi sampingan terlebih dahulu untuk melanjutkan misi utama yang berdampak pada alur permainan
Alangkah baiknya kami menyarankan untuk mengambil SubQuest sebanyakbanyaknya selagi menjalankan misi utama
Dan yang terpenting juga adalah hadiah yang akan pemain dapatkan setelah menyelesaikannya
Visual Cantik dengan Sulih Suara yang Menjiwai
Kami tidak perlu berkomentar banyak mengenai visual, karena Bandai Namco telah bekerja dengan baik dalam menyuguhkan visual di Tales of Arise
Dibekali dengan Unreal Engine 4, Tales of Arise menghadirkan lanskap pemandangan yang sangat indah dan memukau
Apalagi ditambah dengan luasnya wilayah, yang seringkali membuat karakter kita tampak kecil ketika dikelilingi oleh tebingtebing besar
Tampilan seni visual di sini lebih menekankan pada detail bukan dengan gaya soft layaknya game Breath of the Wild maupun Tales of Vesperia, sehingga pemain bisa melihat bahwa objekobjek yang diperlihatkan terkesan lebih tajam
Tidak ketinggalan dengan betapa cantiknya pemandangan dari setiap wilayah yang dikuasai masingmasing Lords
Jika di awal permainan pemain menjelajahi daerah pertambangan, kemudian membuka wilayah baru yang bersalju, dan masih banyak lagi
Setiap wilayah benarbenar sedap dipandang dan didesain sungguh indah
Selain visual pemandangan alam, kami juga tertarik dengan modifikasi kosmetik setiap karakter
Sungguh menyenangkan untuk membongkarpasang kostum atau kosmetik karakter sesuai dengan keinginan kita
Belum lagi desain setiap kosmetik juga tampak menarik
Perubahan baru yang mencolok di Tales of Aris yang belum ada di seri Tales sebelumnya adalah layout Skit bergaya panel komik
Model Skit yang diterapkan di sini mengingatkan kami akan scene dialog di Scarlet Nexus, dimana setiap karakter terlihat lebih ekspresif untuk berdialog dan tidak lagi hanya berwujud mimik wajah dalam frame
Sayangnya, jika pemain tidak ingin terlalu lama larut dalam dialog yang panjang, model Skit seperti ini akan tampak membosankan
Pasalnya, pemain harus menunggu Skit tampil secara penuh untuk berpindah ke dialog berikutnya atau selesai
Selain itu, kami juga sempat menemukan lip sync atau gerak bibir yang kurang sesuai dengan suara aslinya di beberapa scene
Tales of Arise mampu menggambarkan karakteristik setiap karakter dengan baik, sehingga tidak tampak kaku
Masingmasing dari mereka mempunya ciriciri yang berbeda
Misalnya seperti Alphen yang terkesan protagonis penuh semangat layaknya tokoh utama anime shounen setelah topengnya terbuka
Atau Shionne yang kerap kali KUTIPtsundereKUTIP dan doyan makan
Terlebih lagi semuanya menjadi baik berkat dukungan pengisi suara yang sangat menjiwai dan sesuai karakteristik karakter
Di samping suara dan karakter yang menarik perhatian, Tales of Arise juga memamerkan tidak sedikit scene dalam bentuk animasi
Meskipun sinematiknya masih kurang sesuai ekspektasi, setidaknya Bandai Namco tidak meninggalkan ciri khas anime untuk Tales terbarunya ini
Kesimpulan
Menurut kami, Tales of Arise menjadi proyek Tales terbaru yang telah digarap baik oleh Bandai Namco
Baik gameplay, layout, battle, game ini benarbenar terlihat serba sederhana
Tim developer bekerja dengan baik dalam mempertahankan ciri khas elemen JRPG klasik ke Tales of Arise, yang termasuk game JRPG baru di platform nextgen
Visualisasi yang ditampilkan sukses membuat kami terpukau, khususnya visual lanskap pada worldmap
Tidak lupa, irama musik battle yang khas ala Motoi Sakuraba kembali membuat kami bernostalgia akan seriseri klasik Tales
Di samping tampilan dan mekanisme yang minimalis, Bandai Namco juga memperlihatkan inovasi terbaru untuk Tales of Arise
Seperti tampilan Skit yang dirancang layaknya Scarlet Nexus, detailing pada visualnya, hingga UI atau layout menu dan battle
Namun game ini tidak bisa dikatakan sempurna 100 persen
Masih ada beberapa hal yang tampaknya perlu dipertimbangkan kembali di Tales of Arise untuk game Tales berikutnya, agar tidak terjadi kesalahan yang serupa
Mulai dari sinematik, Skit yang terlalu sering muncul secara beruntun, hingga lipsync yang masih belum sesuai
Meskipun begitu, Tales of Arise menjadi salah satu mahakarya Bandai Namco dengan sentuhan JRPG klasik yang wajib dimainkan saat ini
Hari ini Spike Chunsoft mengungkapkan trailer baru dari JRPG mendatang Made in Abyss: Binary Star Falling into Darkness.
Diterbitkan di Giuseppe Nelva
Rumah ” Berita » Made in Abyss: Binary Star Falling into Darkness JRPG Mengungkapkan Fitur Gameplay di Trailer Baru
Hari ini Spike Chunsoft mengungkapkan trailer baru dari JRPG mendatang Made in Abyss: Binary Star Falling into Darkness.
Video ini berfokus pada memberikan gambaran tentang permainan, membiarkan kita bertemu dengan beberapa karakternya dan juga mempelajari mekanisme permainannya.
Kita mulai dengan melihat beberapa orang yang akan kita temui saat kita memainkan cerita, yang sebagian besar akan terbukti akrab bagi penggemar anime.
Setelah itu, trailer menampilkan dasar eksplorasi, termasuk hadiah yang bisa kita peroleh dengan menjelajahi jurang.
Berbicara tentang hadiah, kami juga melihat mekanisme perkembangan yang memungkinkan kami menaikkan level Cave Raider dan membuka keterampilan.
Selanjutnya, adalah melihat banyak senjata yang tersedia untuk melawan monster yang akan kita temui di jurang maut, dan kerajinan mereka.
Terakhir, kita melihat sekilas musuh yang harus kita lawan, dan betapa berbahayanya mereka.
Anda dapat menontonnya di bawah, baik dalam bahasa Inggris dan Jepang, sehingga Anda dapat memilih opsi voice-over favorit Anda.
Made in Abyss: Binary Star Falling into Darkness akan dirilis untuk PS4, Nintendo Switch, dan PC pada 2 September 2022, di Amerika Utara dan Eropa, hanya sehari setelah Jepang.
Baru-baru ini, kami melihat pesan video khusus dari pencipta Made in Abyss, Akihito Tsukushi di atas galeri tangkapan layar yang juga berfokus pada mekanisme permainan, diikuti oleh trailer lain yang menampilkan lebih banyak gameplay.
Kali ini Kru KotGa akan mereview laptop gaming ROG yang beda dari biasanya, karena CPU dan GPUnya dari kubu merah, yaitu ROG Strix G15 Advantage Edition
Dengan aura warna merah yang cukup kental, laptop ini tampil berani dengan identitas AMDnya, karena memang Advantage adalah standarisasi laptop yang dibuat oleh AMD untuk laptoplaptop gaming yang menggunakan CPU dan GPU dari AMD
Seperti Intel yang memiliki standarisasi Intel Evo, AMD hadir dengan pesaing yang dilabeli Advantage
Sebelum kita lanjut lebih jauh mengenai detail laptop ini, berikut adalah spesifikasi singkat dari unit ROG Strix G15 Advantage Edition yang kami review
DESAIN
Gahar dan beridentitas jelas, ROG Strix G15 Advantage Edition ini merupakan laptop gaming yang jelas mencoba menunjukkan identitas AMD yang dibawa
Desain yang gahar dengan kombinasi warna gelap dan aksen merah dimanamana, dihiasi aksen logo ROG dan AMD di sanasini
Terdapat Armor Cap yang dapat kamu gontaganti jika dirasa warna merah yang terpasang bukanlah selera kamu, disertakan warna lainnya yaitu Spangle Silver dan Translucent Black
Ada list RGB dengan tema underglow yang diberi nama oleh Asus sebagai Aura Sync Light Bar di bagian bawah yang menurut Kru KotGa sangat keren, dan dapat kamu sesuaikan dengan warna dan tampilan yang kamu mau di Armoury Crate
Laptop gaming ini punya berat yang terbilang normal untuk laptop gaming, yaitu 2,5 kg, dengan ketebalan 2,7 cm
Build qualitynya khas laptop ROG yang sangat solid
Keyboardnya clicky dan nyaman digunakan, dengan aksen gaming pada tombol WASD yang memiliki warna berbeda agar mudah ditemukan
Keyboardnya juga sudah teriluminasi dengan lighting RGB yang dapat kamu personalisasikan, atau sync dengan Light Bar RGB pada bagian bawah
Touchpadnya akurat, dan nyaman digunakan, dengan ukuran yang cukup besar sehingga pengalaman memakainya tidak ada masalah sama sekali
PORTS
Nah, selanjutnya kita akan bahas tentang portnya
Ketersediaan port pada laptop ini tergolong biasa saja, cukup lengkap tapi bukan yang paling lengkap
Port yang tersedia pada laptop ini adalah:
Di sisi kiri ada 2x USB 3
2 Gen 2 dan audio jack 3
5 mm
Di sebelah kanan tidak ada apaapa
Di sisi belakang laptop ada 1x USB 3
2, 1x USB 3
2 Type C yang sudah support Display port dan Power Delivery, 1x HDMI 2
0b dan 1x Ethernet RJ45 port
FITUR
Pada sektor layar, dimana sesuai standarisasi AMD dengan Advantage pada poin Premium Display yang mengharuskan setidaknya memiliki minimal refresh rate 144Hz, 100 sRGB, 300nits kecerahan dan support FreeSync, laptop ini bisa dibilang bahkan melebihi standarisasi yang diberikan oleh AMD
Panel yang digunakan ialah IPSLevel beresolusi 2560x1440 atau Quad HD yang telah dilaminasi AntiGlare display
Hadir dengan refresh rate 165Hz, response time 3ms dan juga sudah mendukung FreeSync
Kerapatan piksel terbilang sangat tinggi, dengan bentang layar 15,6 inci dan resolusi besar menjadikan tampilan gambar terlihat sangat crispy
Ditambah dengan 100 DCIP3 urusan warna memang terasa sangat akurat
Tampilannya yang bezelless, mengakibatkan laptop ini tidak memiliki webcam internal, yang tentunya telah disertakan webcam eksternal pada paket penjualannya oleh ASUS
Seperti produkproduk ROG yang sudahsudah, Strix G15 Advantage Edition ini juga telah mendukung konektivitas Wifi 6 untuk akses online yang lebih cepat, dan juga tentunya sudah sepaket dengan Bluetooth 5
1
Laptop ini sudah dilengkapi stereo speaker dengan konfigurasi 2x4 Watt yang sudah memiliki fitur Smart Amp Technology, yang juga telah didukung oleh Dolby Atmos, jadi suaranya sudah cukup bulat dan terasa baik separasinya
Seperti pada laptop ROG biasanya, laptop ini juga dilengkapi dengan teknologi two way AI noise cancelling, dimana fitur ini akan bekerja dengan perangkat input maupun output untuk meminimalisir noise secara real time
ROG Strix G15 Advantage Edition juga sudah dilengkapi dengan software Armoury Crate
Melalui software ini, kami bisa melihat kondisi PC, mengubah pengaturan mode performa di laptop, membuat profile settingan sesuai selera, dan juga tentunya mengkonfigurasi zona RGB lewat fitur Aura Sync
Untuk urusan pendinginan, laptop ini sudah dilengkapi berbagai teknologi khas dari ROG, seperti menggunakan kipas Arc Flow, yang telah mendukung fitur selfcleaning cooling 2
0, liquid metal dari thermal grizzly dan Vapor Chamber yang cukup besar untuk memberikan ruang terhadap udara panas keluar lewat jalur belakang laptop
BATTERY LIFE
Dengan standarisasi Advantage dari AMD pada poin Built to Game yang mengharuskan laptop memiliki SSD NVME, suhu pada tuts WASD yang tidak lebih dari 40 derajat celcius, dankapasitas baterai yang cukup untuk dipakai menonton setidaknya 10 jam lebih, laptop ini lagilagi melebih standarisasi tersebut
ROG Strix G15 ini punya kapasitas baterai yang terbilang besar yaitu 90 Whrs, yang telah kami tes untuk memutar video dengan kecerahan 50 dan membutuhkan waktu 10 jam lebih 26 menit untuk menghabiskan daya dari penuh
ROG Strix G15 ini juga hadir dengan charger 280 Watt, yang terasa cuku besar memang, akan tetapi hal ini masih terbilang bisa dimaklumi, mengingat spesifikasi laptop ini juga terbilang HighEnd
PERFORMA dan BENCHMARK
Standarisasi Advantage yang paling utama ialah Amplified Performance yaitu penggunaan CPU dan GPU dari AMD untuk mendapatkan gelar Advantage
Dan tentunya laptop ini sudah pasti memenuhi persyaratan tersebut
SKU laptop yang kami review ini menggunakan Ryzen 9 5900HX dengan 8 core dan 16 thread dengan frekuensi base clock 3,3 GHZ dan boost clock di 4,6 GHz
CPU mobile kelas highend tersebut ditemani kartu grafis AMD Radeon RX 6800M 12GB GDDR6, dengan RAM 2x8GB 3200 Mhz dan storage NVMe PCIe M
2 SSD berkapasitas 1 TB
Menariknya, ASUS masih menyediakan opsi upgrade storage, dikarenakan masih tersedia satu slot kosong SSD NVMe di dalam
Berikut adalah hasil pengetesan kecepatan storage SSD yang kita test menggunakan Crystal Disk Mark
SSD NVMe yang digunakan tergolong standar untuk kelas laptop premium, dengan kecepatan Sequential Read di 3177 MB/s dan Sequential Read di 1821 MB/s
Lanjut ke sesi benchmark
Kami telah melakukan benchmark untuk mengetahui performa dari ROG Strix G15 Advantage Edition, dengan software Cinebench R20, PC Mark10, 3D Mark Fire Strike dan Time Spy
Ini dia hasilnya
Dari hasil benchmark sintetis yang telah Kru KotGa lakukan, hasil yang didapatkan terbilang cukup baik untuk ukuran 8 cores, bahkan angka single core Ryzen 9 5900HX ini pada Cinebench R20 tergolong sangat tinggi, tagline BeneranCepat ternyata memang benar adanya
Setelah benchmark sintetis, kami juga mencoba performa gaming laptop ini
Kami melakukan uji coba terhadap game non ray tracing seperti Valorant, Dota 2 dan Horizon Zero Dawn
Untuk gamegame esport, laptop ini sudah bisa memaksimalkan kemampuan refresh rate 165Hz pada layarnya dengan average FPS yang cukup stabil bahkan di resolusi 1440p sekalipun
Bahkan jika dirasa masih FPS yang ada masih kurang, bisa turunkan resolusi 1080p untuk FPS boost
Radeon generasi terbaru ini memang sekarang sudah dapat menjalankan Ray Tracing, meski tanpa core khusus seperti RT cores di Nvidia, dan kami juga menjalankan beberapa benchmark menggunakan Ray Tracing
Hasil Ray Tracing bisa dibilang tidak maksimal, karena FPS yang didapat setiap kali menghidupkan Ray Tracing secara signifikan menurun drastis
Lagilagi kita harus berkompromi dengan resolusi layar, kita menurunkan resolusi ke 1080p untuk mendapatkan FPS yang bisa dikatakan cukup sehingga game terasa playable
SUHU
Meskipun dengan sistem pendinginan kipas Arc Flow dan thermal liquid khas ROG, suhu laptop ini memang cukup tinggi, hingga berada di angka 91 derajat celcius untuk CPU pada saat full load
Akan tetapi, jika kita melihat dari spesifikasi yang masuk ke dalam kelas highend dan ukurannya yang cukup ringkas, kami yakin ini adalah hasil yang cukup baik
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari laptop gaming ROG Strix G15 Advantage Edition ini adalah, tim Merah kini gak mainmain lagi dengan performa yang mereka tawarkan
Punya spesifikasi kelas atas berkat kombinasi Ryzen 9 5900HX dan Radeon RX 6800M
Dengan layar yang mendukung refresh rate 165Hz membuat performa gaming jadi lebih smooth, anti delay dan lebih responsif
Baterai awet yang dapat kamu pakai untuk binge watching Netflix hingga 10 jam lebih dalam satu kali pengisian daya saja
Laptop ini menjadi paket lengkap untuk gamer, content creator, maupun tech enthusiast atau fanboy AMD
Tertarik dengan laptop ini ROG Strix G15 Advantage Edition yang kami review ini dibanderol pada harga Rp33
999
000
Sampai disini review KotGa tentang ROG Strix G15 Advantage Edition
Pengembang Lancarse dan penerbit Square Enix telah merilis trailer baru untuk RPG strategi mendatang Kronik DioField. Trailernya berfokus untuk menjelaskan berbagai aspek dari Kronik DioFieldpermainannya. Lihat di bawah ini.
Kronik DioField akan menjadi RPG strategi waktu nyata. Digambarkan oleh studio sebagai “RPG simulasi”, gim ini berkisah tentang tentara bayaran Blue Fox yang mencoba mencari nafkah di dunia yang dilanda perang.
Gameplay inti tampaknya memiliki sedikit fokus pada serangan posisi, karena cuplikan gameplay dari berbagai trailer telah memamerkan karakter yang melakukan kerusakan ekstra dari posisi tertentu relatif terhadap musuh mereka, dan bahkan menggunakan kemampuan unik.
Detail tentang Kronik DioFieldedisi kolektor terungkap pada bulan Juli. Tersedia dalam rasa standar dan Digital Deluxe, pre-order kedua edisi akan mendapatkan Rhopasto Knife dan Recruit’s Bangle kepada pemain. Edisi Digital Deluxe menyertakan game dasar bersama dengan beberapa item dalam game, seperti Knight’s Spear dan Mystical Ring, bersama dengan salinan digital dari soundtrack dan artbook.
Gim ini juga akan menampilkan Edisi Kolektor fisik dalam jumlah terbatas. Dengan harga $170, Edisi Kolektor menampilkan edisi standar, Permainan Papan DioField Chroniclesatu set Empat Pin, dan Kotak Barang Kolektor.
Baru bulan lalu, Kronik DioField mendapat trailer lain yang mengumumkan tanggal rilisnya. Ditetapkan untuk diluncurkan di PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, dan Nintendo Switch, DioFieldKronik keluar pada 22 September.
Setelah lebih kurang 3 bulan seja resmi diluncurkan di Indonesia, akhirnya ASUS Indonesia melakukan penjualan untuk smartphone gaming yang telah dinantikan oleh gamer Android hardcore, yaitu ROG Phone 5 Ultimate
KotakGame sendiri sudah beberapa kali mereview ROG Phone 5 versi standar, baik itu versi global maupun Indonesia
Jika dibandingkan dengan yang Ultimate, ada beberapa fitur yang akan membuat pengalaman bermain game mobile menjadi lebih lengkap dan juga spesifikasi yang lebih gahar untuk menjalankan game terbaru masa kini
: Sebelum baca lebih lanjut, yuk nonton dulu review ROG Phone 5 versi standarnya
Poin yang lebih kurang sama adalah kualitas kameranya, jadi silakan dilihat pada video di bawah ini
Dikarenakan spesifikasi dan mostly fiturnya sama maka dalam review ini, kami akan membahas keunikan dari ROG Phone 5 Ultimate jika dibandingkan dengan ROG Phone 5 standar yang telah direview sebelumnya
Ketika membuka kotak kemasannya, kami mendapatkan unit ROG Phone 5 Ultimate, charger 65W dengan kabel TypeC to TypeC, AeroActive Cooler 5, hardcase bening, SIM ejector, dan sticker ROG
Apabila jika dilihat dari spesifikasinya, mungkin perbedaan antara ROG Phone 5 Ultimate dan ROG Phone 5 standar tidak terlalu mencolok
Beda spesifikasinya ada di kapasitas RAM 18GB dan ROM 512GB yang pastinya lebih besar
Namun, jika dilihat dari desain backdoor maka akan terlihat sekali perbedaan yang sangat mencolok dan citra yang lebih mempesona dari seri tertinggi dari smartphone yang dibekali chipset Qualcomm Snapdragon 888 (5nm) ini
Sementara jika dilihat desain sisi kanan, kiri, atas dan bawah, sama saja dengan versi standar
: ROG Phone 5 Ultimate tampil dengan warna Matte White yang dope, tidak licin dengan permukaan yang sangat halus dan tidak mudah meninggalkan bekas sidik jari
Kemudian, apabila versi standar hanya dibekali AirTrigger 5 di sisi sebelah kanan maka versi Ultimate ini, pada bagian backdoornya juga disematkan fitur AirTrigger (Rear touch) sehingga gamer memiliki lebih banyak shortcut untuk kustomisasi tombol shortcut untuk game yang dimainkan
Walaupun, Rear touch ini kami rasa kurang responsif dibandingkan pada AirTrigger biasa
Di dalam kemasannya sudah termasuk AeroActive Cooler 5 dimana aksesoris untuk pendinginan ekstra ini tidak terdapat dalam kemasan ROG Phone 5 standar
Jika beli yang standar maka pengguna dapat membelinya secara terpisah
Menariknya, tidak seperti generasi AeroActive Cooler sebelumnya, pada unit barunya ini, ada tambahan 2 tombol AirTrigger lagi
Satu hal lagi yang sangat mencolok dari ROG Phone 5 Ultimate adalah keberadaan ROG Vision, layar kecil yang terletak di bagian backdoor
Kita dapat mengatur animasi yang ditampilkan di layar tersebut
Pada ROG Phone 5 standar, fitur ROG Vision ini tidak ada karena hanya dibekali LED berbentuk logo mata ROG saja
Pengaturan ROG Vision meliputi ketika memasuki game, mengaktifkan XMode, saat layar menyala, waktu mencolokkan charger, mencolokkan aksesoris eksternal, dan melakukan panggilan masuk
Untuk LED, unit yang kami review ini hanya berwarna hitam putih
Sayangnya, teks dan desain ROG Vision tidak bisa dikustomisasi oleh pengguna
Terlepas dari itu, kalau dilihat orang lain sih, ROG Vision ini pasti bakalan keren banget
Berkat chipset Qualcomm Snapdragon 888 Mobile Platform 5G yang disertai GPU Adreno 660 yang dioverclock, ROG Phone 5 Ultimate dapat memberikan kinerja lebih baik dibandingkan dengan generasi terakhir ROG generasi sebelumnya
Selain itu, berbekal media penyimpanan tercepat saat ini, UFS3
1, dan RAM LPDDR5 16GB, ROG Phone 5 Ultimate akan dapat menjalankan berbagai aplikasi dan game Android terbaru saat ini, bahkan untuk multitasking, dengan sangat lancar
Dikarenakan chipset yang digunakan sangat powerful maka tidak heran apabila suhu yang dihasilkan pun terasa cukup panas
Hal ini kami temukan pada saat main game secara intens maupun saat download Genshin Impact pada awal ingame
Hanya saja, suhu yang tinggi itu tidak membuat game menjadi lemot
Nah, karena smartphone dengan refresh rate layar sebesar 144Hz ini sudah dibekali dengan AeroActive Cooler 5 maka kami langsung pasangkan ke ROG Phone 5 Ultimate untuk menurunkan suhunya saat dipakai gaming
Ya, walaupun kami tidak begitu merasakan perbedaan suhu antara menggunakan dan tanpa AeroActive Cooler 5
Namun, untuk tambahan AirTrigger, LED berbentuk logo mata ROG, dan kickstandnya sih oke banget
Bicara tentang layar, ROG Phone 5 Ultimate tampil dengan layar AMOLED berukuran 6,78 inci buatan Samsung ini punya refresh rate 144Hz yang dibuat khusus untuk ASUS
Selain tampil jernih, layar tersebut juga dapat menampilkan kualitas frame rate per second (fps) yang lebih tinggi dari ROG Phone sebelumnya
Semakin tinggi fps maka semakin halus juga gerakan game yang diperlihatkan oleh layar
: Chipset atau SoC yang sangat powerful yang mengganteng layar dengan refresh rate tinggi tentu saja membutuhkan energi yang besar untuk bisa menjalankannya, oleh karenanya, smartphone dengan port USB TypeC dan support dualSIM card tipe nano tanpa slot microSD ini dibekali baterai 6000 mAh serta charger 65W yang super kencang dalam mengisi dayanya
Seperti lini ROG Phone lainnya, smartphone ini juga dibekali dengan port USB TypeC di bagian sisi sebelah kirinya
Namun sayang, aksesoris ROG Phone generasi sebelumnya tidak bisa digunakan pada ROG Phone 5 model apapun karena perbedaan port
Untuk urusan performa, setelah kami menggunakan ROG Phone 5 Ultimate untuk gaming, rasanya tidak ada yang berbeda
Namun, smartphone ini hadir dengan RAM 18GB serta ROM berkapasitas 512GB yang siap untuk menyongsong perkembangan aplikasi maupun game masa depan yang membutuhkan memory dan media penyimpanan yang semakin besar
Sama seperti ROG Phone 5 standar
Dengan spesifikasi yang ada, tentunya smartphone ini bisa menjalankan semua game terkini hingga yang paling berat dengan mudah, misalnya Genshin Impact yang bisa mendapat 60 fps dengan sangat mudah
Kemudian, kami juga mencoba PUBG MOBILE
Smartphone ini bisa menjalankan settingan grafis HDR Extreme dapat 60fps dan Ultra HD dengan lancar
Kami menggunakan Genshin Impact dan PUBG MOBILE sebagai tolok ukur dikarenakan game tersebut banyak dimainkan oleh gamer Indonesia, membutuhkan spesifikasi perangkat yang tinggi, dan banyak dijadikan patokan untuk menentukan sebuah smartphone kuat untuk gaming atau tidak
Meskipun, tidak bisa dipungkiri, suhu perangkat jadi cukup tinggi
: Jika ingin mengetahui performa ROG Phone 5, sebelumnya kami telah membuat pembahasannya dalam memainkan berbagai game Android dengan kualitas grafis paling tinggi, yang bisa dibaca
Disamping performa gaming, yang kami suka dari ROG Phone 5 Ultimate adalah kualitas audionya
Dengan dua speaker yang menghadap ke depan, suaran yang dihasilkan baik ketika gaming maupun hiburan lainnya, seperti nonton dan dengar musik, akan terasa lebih memuaskan
Apabila dulu kami menyaksikan film Netflix dari laptop maupun smart TV, dalam beberapa kesempatan, kami lebih suka menyaksikannya melalui smartphone karena suara yang dihasilkan begitu enak didengar
Well, sampai disini review untuk ROG Phone 5 Ultimate dari kami
Apabila tertarik untuk menjadikan smartphone gaming ini sebagai KUTIPsenjata andalanKUTIP ROG Phone 5 Ultimate dibandrol seharga Rp18
Jaman sekarang makin banyak game kekinian yang tidak friendly dengan HP Kentang
Gamer butuh banget sama HP yang kencang, layar responsif, wajib 5G (yes betul
Sekarang sedang masuk ke eranya 5G) dan baterai badak yang ngecasnya cepet Udah gak jaman pakai HP yang chargernya dibawah 60 watt guys
Nah kali ini, Kru KotGa akan mereview smartphone yang lagi hype banget nih
Kenceng, sudah 5G, dan pastinya terjangkau, yaitu POCO X3 GT
Nah, untuk kamu yang banyak maunya, smartphone ini akan cocok banget sama kamu, karena POCO X3 GT punya semua fitur yang kamu butuhkan, khususnya untuk menunjang performa tinggi gaming dan konektivitas masa depan 5G
POCO X3 GT adalah smartphone yang spesial karena ponsel ini adalah ponsel pertama di Indonesia yang sudah pakai chipset FlagshipLevel Dimensity 1100
FYI, chipset dimensity 1100 adalah salah satu seri tertinggi dari Mediatek
Poco sendiri adalah subbrand dari Xiaomi untuk segmen pasar Tech Enthusiast muda alias anak muda yang seneng sama teknologi
Poco ini brand yang setiap ngeluarin smartphone, biasanya selalu rame nih dibicarakan sama team mendangmending, ya apalagi kalau bukan karena emang selalu mengedepankan value
Price to performance yang ditawarin selalu aja menggoda kita untuk ganti handphone setiap tahun Nah Poco seri X3 GT ini juga kerasa makin spesial dengan penamaan GT yang tersemat, yang memanglah dekat dengan makna sesuatu yang ngebut
Bagi Poco sendiri, GT ini diharfiahkan sebagai tagline Go Turbo
Kru KotGa akan sebutkan dulu nih spesifikasi singkat dari smartphone ini, Poco X3 GT dibekali dengan seri chipset tertinggi dari Mediatek yaitu Dimensity 1100, layar berpanel IPS berukuran 6,6 inci yang sudah mendukung Refresh Rate 120Hz Dynamic Switch lengkap bersama Touch Sampling rate hingga 240Hz
Unit Poco X3 GT yang kita tes kali ini memiliki RAM 8 GB dan storage 256 GB, kamera utama beresolusi 64 MP, 8 MP Ultrawide, dan 2 MP kamera makro
Kamera selfienya 16 MP, Dual Speaker dengan teknologi Dolby Atmos, Sistem Operasi Android 11 yang dibalut dengan MIUI 12
5, serta baterai berkapasitas 5
000 mAh dengan fast charging hingga 67 Watt
Penasaran dengan value dari smartphone yang ditawarkan Poco kali ini Nonton video ini sampai habis ya
KELENGKAPAN
Dalam paket penjualannya, kamu akan mendapatkan satu buah unit Poco X3 GT, buku panduan penggunaan, stiker, hard case, dan sebuah charging adapter 67W, kabel USB TypeA to TypeC, dan satu SIM Tray Ejector
DESAIN CANTIK DAN BERKILAU
Bagian pertama yang akan kita bahas adalah desain
Poco X3 GT tampil stylish dengan warna yang cukup kalem yaitu biru langit yang diberi nama Wave Blue dan ada seperti tekstur garisgaris pada bagian backdoornya yang terbuat dari material polikarbonat
Bagian depan didominasi layar luas yang terdiri dari display berukuran 6,6 inci dengan dot kamera selfie
Bagian kiri Poco X3 GT terdapat slot dual sim tray tanpa slot Micro SD
Sedangkan pada sisi kanan ada fingerprint scanner yang sekaligus tombol power, dan volume button
Pada sisi atas, ada satu speaker dan satu mic, dan teknologi khas yang selalu ada di ponselponsel Xiaomi nih, yaitu IR Blaster
Sedangkan di sisi bawah ada, satu buah mic, satu port USB Type C, dan satu lubang speaker, yang sayangnya tidak tersedia headphone jack 3,5 mm, tapi sudah disediakan adapter usb type C to 3,5mm port pada paket penjualan
Smartphone ini cukup cantik jika dilihat secara keseluruhan, dipegang pun terasa pas karena ketebalan yang pas dan ukuran yang pas juga
Pengalaman memegang ponsel ini terasa nyaman, feel premium masih bisa terasa meski frame dan backdoor yang terbuat dari polikarbonat
Selain itu, di bagian tengah atas backdoor terdapat pula triple kamera dengan konfigurasi 64 MP untuk kamera utamanya, 8 MP Ultrawide, dan satu kamera Macro 2 MP yang berjejer lurus ke bawah, lengkap dengan LED Flash di sebelah kanan
Untuk dimensinya, ponsel ini memiliki panjang 163,3mm, lebar 75,9mm, dan tebal 8,9mm serta bobot 193 gram
Poco X3 GT tersedia dengan tiga pilihan warna, unit yang kita review ini adalah warna Wave Blue, warna yang lainnya ada Cloud White dan Stargaze Black
SPESIFIKASI LEVEL FLAGSHIP
Hadirnya Dimensity 1100 pada seri Poco X3 GT ini adalah satu terobosan Poco, mengingat chipset kelas flagship ini adalah salah satu yang terbaru dari Mediatek, dan ponsel ini yang pertama memakainya di pasar lokal
Chipset ini headtohead langsung dengan Snapdragon 860, tetapi dengan kelebihan yang sudah terintegrasi dengan modem 5G dimana Snapdragon 860 belum punya
Ponsel ini adalah ponsel termurah di pasaran untuk saat ini yang menggunakan chipset Dimensity kelas premium
Chipset kencang membutuhkan sistem pendinginan yang mumpuni juga nih, Poco X3 GT menawarkan sistem pendingin internal yaitu Liquid Cooling System 2
0, sebuah sistem pendingin yang diklaim dapat menurunkan panas pada core hingga 11 derajat celsius
Adem
LAYAR BENING, KENCANG DAN RESPONSIF
Poco X3 GT menghadirkan display bening IPS 6,6 inci berrefresh rate hingga 120Hz, dan touch sampling rate hingga 240Hz dengan teknologi dynamic switch display
Teknologi ini merupakan teknologi cerdas yang dapat merubah Hz pada layar ponsel sesuai dengan kebutuhan dimana pada beberapa skenario, karena kita tuh ga perlu refresh rate kencang 120Hz setiap saat
Seperti banyak film yang hanya menggunakan 30FPS, sehingga sistem akan otomatis menggunakan 30Hz yang akan berakibat pada penghematan daya nih
Urutan Hz yang dapat disesuaikan ponsel ini adalah 30Hz, 48Hz, 50Hz, 60Hz, 90Hz, dan 120Hz
Layarnya juga sudah diproteksi dengan Gorilla Glass Victus, dimana ini biasanya hadir pada kelas ponsel premium
DAYA TAHAN BATERAI PRIMA DENGAN PENGISIAN DAYA NGEBUT
Untuk urusan daya, Poco X3 GT dilengkapi dengan kapasitas baterai besar 5000 mAh yang didukung dengan teknologi 67 Watt Turbo Charging out of the box
Dimana menurut klaim Poco dapat mengisi dari 0 hingga 100 dalam waktu 42 menit saja, yep sengebut itu chargernya
Dengan teknologi pengisian daya cepat hingga 67W tersebut, Kru KotGa sudah melakukan pengetesan secara langsung nih dan ternyata mampu memberikan daya 100 dari ponsel keadaan mati daya atau 0 hanya dalam waktu 42 menit lewat 4 detik yang ternyata sesuai dengan klaim POCO sendiri Gokil
Baterai 5000 mAhnya juga sangat impresif dalam penggunaan normal, bisa tahan seharian tanpa perlu recharge nih
Akan tetapi untuk pemakaian gaming intens seperti Genshin Impact dengan setting rata kanan, baterainya hanya bertahan untuk bermain sekitar 2,5 jaman saja
STEREO SPEAKER DENGAN TEKNOLOGI DOLBY ATMOS
Pengalaman gaming maupun nonton film dengan ponsel ini juga terasa sangat impresif akibat dari sistem dual speaker yang sudah terpasang di ponsel ini
Dengan teknologi Dolby Atmos yang menghadirkan audio kelas flagship dan separasinya juga sangat terjaga yang membuat kita ga perlu pakai speaker eksternal lagi untuk nikmatin kontenkonten di internet
Untuk audionya, Kru KotGa kasih acungan jempol, mantap Poco
Konektivitas pada Poco X3 GT sudah cukup lengkap nih
Mulai dari integrasi dengan WiFi 6, dual 5G SIM, Bluetooth 5
1, dan dilengkapi juga dengan NFC
Meski sangat disayangkan tidak adanya slot untuk micro SD, dengan storage yang mulai dari 128 GB sampai 256 GB sih harusnya sih sudah cukup ya untuk menyimpan gamegame kekinian yang makin lama makin besar juga storagenya
PERFORMA SETUP TRIPLE CAMERA
Smartphone gaming biasanya memiliki kelemahan di sektor kamera, tapi itu tidak terjadi di Poco X3 GT yang sudah dilengkapi dengan setup Triple Camera
Yang pertama ada kamera utama dengan resolusi 64 MP yang mampu menangkap gambar dengan detail dan jernih dengan speed shutter yang terbilang cepat
Mungkin dipengaruhi oleh penggunaan chipset yang memang sudah kenceng banget, jadinya pengolahan gambar juga terasa instan
Disusul dengan Ultrawide angle Camera 8 MP yang sudah cukup untuk mengabadikan momenmomen seharihari jika diperlukan angle tangkapan yang lebih luas
Disempurnakan dengan kamera Macro sebesar 2 MP yang kualitasnya lumayan lah untuk fotofoto dan upload ke media sosial
Kamu bisa melihat hasilnya seperti ini
Hasil foto yang dihasilkan memiliki warna cukup akurat, detailnya terjaga, dengan fokus yang cepat, hingga kualitas kamera makronya pun sudah bukan hanya gimmick semata
Untuk urusan video, kamera Poco X3 GT ini dapat merekam video dengan kualitas 4K di 30FPS sebagai opsi teratas, dimana yang cukup mengesankan adalah, stabilisasi elektroniknya berjalan meskipun di resolusi perekaman 4K, dimana biasanya pada resolusi ini akan sangat normal jika terasa shaky, tapi Poco X3 GT tetap stabil bos
Untuk urusan kamera depan, Poco X3 GT telah dilengkapi dengan resolusi 16 MP
Dengan kualitas yang menurut Kru KotGa sudah sangat bagus ya, warnanya masih terjaga meski dynamic rangenya kurang luas kalau background terlalu terang
Sangat terasa sistem sangat agresif dalam menjaga detail objek sehingga background kehilangan detail
Tapi tone warna kulit yang dihasilkan cukup akurat
PERFORMA GAMING DAN BENCHMARK SINTETIS
Setelah Kru KotGa puas membahas berbagai fitur dan teknologi terbarunya, saatnya kita membahas performa komputasi dari Poco X3 GT dalam bermain game
Kami telah mencoba berbagai game mobile untuk mendapatkan gambaran performanya
Untuk awalnya, kita test bermain game Genshin Impact yang terkenal game yang gak ramah dengan hape kentang nih
Poco X3 GT berhasil mengeksekusinya dengan baik apalagi berhasil menjalankannya dengan ratarata fps di angka memuaskan, yaitu 33 FPS di pengaturan grafis highest atau rata kanan
Fluktuasi FPS terjadi diantara 3050 FPS, dimana untuk ponsel dengan pricerange midend hasilnya cukup baik
Terdapat throttling untuk menjaga suhu dari sistem, ini mungkin yang menyebabkan FPS cukup stabil di area 30an FPS, dan suhu juga sangat terjaga, tangan tidak terasa panas
Dari sensor suhu internal, kita mendapatkan angka temperatur baterai yang cukup adem hanya di 48 derajat celsius, pantas saja tidak teras panas pada backdoor
Untuk CPU temperatur memang angkanya cukup tinggi sekitar 61 derajat celsius, akan tetapi mengingat Genshin Impact memanglah game yang sangat berat, angka ini masih cukup logis
Untuk PUBG Mobile, kami telah mengetes pada settingan grafis HDR dengan Frame Rate Ultra yang mendapatkan ratarata 40 FPS
Sangat disayangkan Poco X3 GT sampai saat ini masih belum tersedia untuk setting grafis Ultra HD dan UHD, masih butuh sentuhan dari pihak developer untuk chipset Dimensity 1100 tampaknya
Padahal seharusnya dengan spesifikasi yang sekarang Poco X3 GT bisa menjalankan settingan tertinggi di PUBG Mobile seperti Ultra HD, HDR Extreme
Tapi belum ada opsi untuk Smooth 90 FPS
Kru KotGa juga mencoba game yang sedang hype nih, yaitu Sausage Man dan game ini dilibas habis dengan setting tertinggi dengan mudah tanpa adanya drop FPS yang berarti selama dimainkan
Untuk urusan gamegame moba seperti Mobile Legends dan League of Legends Wild Rift, tentunya hasilnya sudah mudah ditebak nih
Kedua game ini berada di settingan rata kanan dan dengan mudah mampu mendapatkan ratarata 60 FPS
Kami juga mencoba game balap populer, seperti Asphalt 9 mendapatkan ratarata di 57,9 FPS di settingan tertinggi, tentunya selama bermain game tersebut tidak ada kendala sama sekali
Pengalaman bermain game di ponsel ini terhitung sangat baik jika kita menilik di angka benchmark game
Kami juga melakukan benchmark menggunakan Antutu Benchmark Versi 9, hasilnya cukup tinggi
Poco X3 GT berhasil mendapatkan poin yang cukup mantap di kelasnya, berada di 581
375 poin
Memang tidak setinggi angka yang dihasilkan Snapdragon 870, terpaut sekitar 40 ribuan, tapi mengingat harga yang ditawarkan, skor yang diberikan Poco X3 GT tentulah sangat baik, Dimensity 1100 benarbenar sebuah game changer disini
Kami juga melakukan pengetesan kecepatan storage UFS 3
1 yang dipakai oleh Poco X3 GT dengan Andro Bench nih, dan mendapatkan angka di Sequential Read 1,8 GB/s dan Sequential Write di 1,2 GB/s
Gokil ngebut banget ya
KESIMPULAN
Sebagai salah satu brand yang selalu ditunggu untuk mengeluarkan produknya, dimana Poco memang tidak sesering Xiaomi dalam merilis ponsel, kombinasi antara Mediatek Dimensity 1100, IPS Dynamic Switch Display 120Hz, Stereo Speaker Dolby Atmos, RAM 8 GB dan Storage 256 GB UFS 3
1 dirasa sudah tidak ada komplain berarti dari segi performa, apalagi jika kita yang menilik harganya yang berada di seri midend saja
Apalagi Poco X3 GT juga telah menyertakan baterai dengan kapasitas besar 5
000 mAh sudah lebih dari cukup untuk menggendong performa dari spesifikasi tinggi tersebut
Untuk urusan charger kamu gak perlu khawatir, fast charging 67W yang sudah tersedia dari paket pembelian sudah terbilang cukup cepat dalam mengisi daya ponsel ini dengan sangat cepat
Secara keseluruhan, spesifikasi dari Poco X3 GT sudah sangat menggoda jika kita mengingat pesaingnya yang berada di kelas harga lebih mahal, bahkan bisa disandingkan dengan ponsel dengan harga dua kali lipat
Chipset kelas flagship, layar jernih dan responsif, audio stereo Dolby Atmos, baterai badak yang cepat terisi, tentunya performa seperti ini akan adalah suatu kemewahan untuk ponsel yang berada di price range midend
Buat kamu ingin membeli POCO X3 GT siapkan kocek mulai dari Rp4,2 jutaan untuk kombinasi RAM storage 6/128GB dan varian 8/256GB yang sudah mulai dijual via metode Flash Sale di beberapa ecommerce
Gimana, sekarang ponsel di kelas 4 jutaan sudah berada di level chipset kelas flagship, ditambah RAM 8GB dan Storage 256GB, worth it banget kan
Untuk link pembeliannya dapat kamu cek di:Okey, itulah review Kotak Game untuk smartphone Poco X3 GT
Twitter menjadi gila karena sebuah trailer yang dijatuhkan oleh Pengembang Cina NetEase. Mengapa? Nah mungkin karena game yang dimaksud disini adalah Project M yang sangat mirip sekali dengan Valorant.
NetEase keluar dengan trailer pada tanggal 4 Agustus dan menampilkan berbagai tingkat permainan senjata dan berbagai kemampuan yang akan dimiliki setiap karakter yang dapat dimainkan.
Karakter yang ditampilkan dalam trailer memiliki kemampuan yang sangat mirip dengan Sova dari Valorant. Karakter itu sangat berbasis di sekitar busur dan anak panah dan bisa mengungkapkan lokasi lawan jika digunakan dengan benar. Itu juga bisa membuat semacam terowongan angin yang akan memberikan kerusakan pada lawan yang akan jatuh ke dalamnya. Gim ini memiliki mode pencarian dan penghancuran 5v5 seperti mode tidak berperingkat di Valorant. Satu sisi harus menanam paku dan sisi lain harus menjinakkannya untuk menang.
Kita juga harus melihat NetEase mengambil sage wall, Brimstone dan Omen Smokes, Sova Drone dan banyak lagi. Datang ke kemiripan di agen, kita bisa melihat Sova perempuan, Pertanda, KillJoy laki-laki, ripoff Sage sejati dan lain-lain.
Riot Games telah mengumumkan versi mobile dari game kesayangan mereka Valorant dan dengan NetEase mengumumkan Project M, Kami pikir hanya masalah waktu sebelum NetEase terkena gugatan seperti Ejoy yang menerima mereka ketika mereka merilis ripoff dari Rainbow Six Ubisoft Pengepungan dan game mereka diambil dari toko ponsel hanya tahun lalu.
Setelah diperiksa lebih dekat, ditemukan oleh SportsKeeda bahwa NetEase adalah pesaing langsung dari perusahaan induk Riot Games, Tencent dan motif utama mereka tampaknya untuk bersaing dengan mereka di ruang FPS taktis dengan merilis Project M sebelum Valorant Mobile sendiri.
Game Indonesia tampak mengalami kejayaan belakangan ini
Salah satunya adalah Kitaria Fables, game simulasi pertanian yang dipadukan dengan action RPG buatan developer asal Yogyakarta
Pada awal September 2021, akhirnya secara resmi, developer Twin Hearts bersama publisher PQube meluncurkan Kitaria Fables di PC via Steam dan konsol seperti Switch, PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series
: Kitaria Fables sendiri merupakan game yang mengombinasikan antara simulasi pertanian dengan action RPG
Dalam game ini, pemain akan berperan sebagai salah satu hewan yang hidup di dunia fabel
Menghadirkan visual yang penuh warna cerah, Kitaria Fables menampilkan makhlukmakhluk yang lucu dan menggemaskan, baik penduduk maupun musuhmusuhnya
Seperti game simulasi pada umumnya, pemain dituntut untuk bercocok tanam, menambang, mengumpulkan material, dan bersosialisasi dengan penduduk sekitar
Namun, menariknya di sini adalah pemain bisa bertarung dan meningkatkan amunisi hingga senjata dan armor
Kali ini, kru KotGa akan mengulas Kitaria Fables lebih dalam dari berbagai aspek
Penasaran Simak ulasannya di bawah ini
Selamat Datang di Paw Village
Di awal permainan, pemain tampaknya tidak bisa memilih jenis hewan yang akan dijadikan karakter
Secara otomatis pemain berperan sebagai seekor kucing pemberani, yang mau menolong hewanhewan lainnya ketika dalam masalah
Di sepanjang petualangannya, ia ditemani oleh makhluk berwarna pink yang imut bernama Macaron
Cukup disayangkan, Macaron sepertinya tidak terlibat dalam membantu protagonis untuk bertarung
Macaron hanya sekadar companion yang menemani protagonis
Cerita dimulai oleh munculnya seorang tentara kucing bernama Nyanza di Paw Village
Desa ini awalnya merupakan desa yang tenang dan tentram sebelum mengalami serangan dari monstermonster
Nyanza sendiri merupakan cucu dari seorang petani yang baru saja meninggal
Dirinya kini tinggal di sebuah rumah yang telah ditinggalkan di desa Paw Village, sembari belajar menggunakan sihir untuk melawan monster dan memperkuat peluangnya agar kerajaan bisa menang
Namun petinggi kerajaan justru melarang penggunaan sihir dan apa yang dilakukan Nyanza membawa masalah serius
Setibanya di Paw Village, Nyanza akan bertemu dengan pamannya bernama Payne
Dialah sosok yang memberikan tempat tinggal lawas dan lahan pertanian untuk bercocok tanam
Di sini, pemain memulai petualangannya di keseharian hidupnya
Tak hanya bercocok tanam, Nyanza juga bisa berlatih menyerang, mengubah penampilan, tidur, hingga melakukan penyimpanan data di sini
Saatnya Bertani demi PundiPundi
Setibanya di Paw Village, pemain akan memiliki lahan dan rumah sendiri
Di sinilah tugas pemain dimulai
Ada banyak hal yang bisa dilakukan di lahan sendiri
Mulai dari bercocok tanam, menjual material di dalam kotak, hingga menyimpan peralatan
Jika ingin bertani, tidak jauh dari rumah, pemain akan menemukan lahan kosong yang bisa dijadikan untuk bercocok tanam
Seperti game simulasi kebanyakan, hasil benih bisa dijadikan untuk bahan memasak, atau dijual kembali untuk mendapatkan uang
Mudahnya lagi, pemain bisa memanfaatkan sumur di sebelah untuk menyiram benih
Ada juga kotak untuk inventory atau menaruh hasil tanaman maupun peralatan bertani
: Untuk mengaktifkan skill bertani, pemain harus menjalankan quest bertajuk Farming Trial dari Kiki
Setelah menyelesaikan quest berupa tutorial bercocok tanam, barulah pemain bisa kembali ke Thunderbunn Farm untuk membuka beberapa peti sebagai hadiahnya
Berbeda dengan game simulasi pertanian layaknya Harvest Moon, Stardew Valley, atau bahkan Rune Factory, sistem bertani di Kitaria Fables justru menjadi aktivitas yang terkesan lambat
Membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam bertani, apabila pemain ingin membuat masakan untuk memulihkan stamina
Ditambah lagi, rumah di lahan pertanian tidak memiliki dapur
Sehingga pemain harus pergi ke kota dan meminta vendor lokal untuk memasak makanan dari hasil panen, bukan memasak sendiri di dapur di rumah
Selain bertani, aktivitas menarik lainnya yang bisa dilakukan di Kitaria Fables adalah kustomisasi
Meskipun pengaturan dan pilihan kustomisasi tergolong terbatas, setidaknya ini masih menyenangkan untuk dilakukan
Khususnya adalah modifikasi penampilan protagonis
Jika merasa bosan dengan penampilan karakter, pemain bisa mengubah skin maupun kostum di dalam rumah
Cukup berkaca di depan, maka pemain akan melihat opsi kustomisasi yang ditampilkan
Selain mengubah skin dan kostum, pemain juga bisa tidur dan melakukan save data di dalam rumah
Satu hal yang disayangkan di kustomisasi adalah bahwa pemain tidak bisa menambah luas lahan pertanian dan rumah seperti di beberapa game simulasi pertanian lainnya
Kitaria Fables memungkinkan pemain untuk pergi melawan monster dengan berbagai persiapan, serta mengumpulkan bahanbahan untuk membuat perlengkapan
Apabila material yang terkumpul sudah tercukupi, maka pemain bisa melakukan crafting consumable item dan perlengkapan bertarung tentunya
Bahkan item yang dimiliki bisa dijual kembali demi mendapatkan keuntungan yang besar
Ditambah lagi sembari rutin bercocok tanam
Memungkinkan pemain untuk mendapatkan keuntungan besar, boleh dikatakan mekanisme Kitaria Fables dalam hal ini patut diacungi jempol, karena gameplay yang menyenangkan
Menariknya, karakter juga bisa bercocok tanam secara bebas tanpa khawatir kekurangan energi
Combat Menjadi Fokus Utama Game
Sementara dari segi pertarungan, Kitaria Fables mengusung konsep action RPG
Bisa dikatakan mekanisme combat di sini mengingatkan kru KotGa akan game Rune Factory
Akan tetapi, sistem pertarungan yang ditampilkan tergolong unik
Pemain bisa melihat arah serangan yang dilancarkan oleh musuh
Dengan begitu pemain dapat menentukan kapan waktu untuk melakukan dodge dengan mudah
Bukan sekadar dodge dan menyerang, pemain juga harus memperbarui senjata dan armor demi pertahanan yang lebih baik
Sementara untuk melancarkan serangan spesial tidak bisa sembarangan, karena menguras Mana yang tidak sedikit
Jika pemain merasa ragu akan kemampuan bertarung di dalam Kitaria Fables, tampaknya tidak perlu khawatir
Tidak jauh dari rumah di pertanian dan dekat pintu keluar, terdapat beberapa orangorangan kayu yang bisa dijadikan tempat untuk latihan bertarung
Jika pemain ingin berlatih menggunakan combo dengan senjata baru, bisa berlatih di sini
Atau mungkin ingin mencoba magic yang baru dipelajari Di area ini pun juga bisa
Apabila sering berlatih di area ini, maka pemain dapat bertarung dengan baik dan terbiasa dengan combat di dalam Kitaria Fables
Kitaria Fables tidak mengenalkan sistem class seperti kebanyakan game RPG
Pemain bisa menggunakan berbagai senjata secara bebas
Mulai dari pedang, panah, bahkan hingga kemampuan mengaktifkan empat sihir
Jika pemain menginginkan senjata dan armor yang lebih kuat, grinding adalah jawabannya
Mengumpulkan material dari para monster menjadi salah satu elemen utama di dalam game ini
Setidaknya ada beberapa bioma dengan jenis monster dan hasil yang berbedabeda seperti gurun, salju, hingga gunung
Untuk berpergian ke antar bioma, disediakan portal untuk teleportasi ke berbagai tempat yang diinginkan
Perlu diingat, monstermonster di setiap bioma memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, sehingga diperlukan persiapan yang matang sebelum bereksplorasi dan bertarung
Mekanisme pertarungan di game ini memiliki berbagai strategi yang bisa dibilang cukup rumit jika belum terbiasa
Baik itu boss maupun musuh akan muncul kembali setiap harinya
Penting untuk berlatih terusmenerus mengalahkan mereka
Akan tetapi, damage dan HP yang meningkat tentu akan bergantung dengan kemampuan pemain dalam mengumpulkan material dan uang, melainkan bukan XP
Ini juga menjadi alasan mengapa Kitaria Fables cenderung berfokus pada sistem grinding yang menurut kami cukup ketat
Tak hanya itu, menangani damage di sini bergantung pada penggunaan senjata, magis, maupun busur panah
Baik pedang maupun busur panah memiliki serangan basic yang dapat mengisi Mana dengan mudah
Mana ini kemudian digunakan untuk mengeluarkan kekuatan magis maupun kemampuan serangan lainnya, guna menghasilkan damage yang lebih besar
Namun terasa lebih efektif ketika kami mengambil jarak tertentu lalu menggunakan busur panah untuk menyerangnya, kemudian menggunakan Mana untuk mengeluarkan kekuatan magis
Lagi, hal ini kembali kepada preferensi masingmasing pemain
Meskipun menyerang dengan busur panah memang tergolong efektif untuk beberapa musuh dan mudah dalam menghindar, bukan berarti teknik melee disepelekan begitu saja
Tipe serangan melee juga sangat berguna, namun untuk beberapa kondisi tertentu
Jika pemain cenderung terbiasa dengan teknik ini harus menghadapi risiko besar, yaitu menerima damage yang tidak sedikit
Sementara penggunaan serangan jarak jauh memungkinkan pemain untuk memprediksi pergerakan musuh
Kami beranggapan mekanisme battle di sini terasa repetitif apabila sudah terbiasa dengan strategi menyerang beberapa jenis musuh
Visual Penuh Menggemaskan
Visual menjadi salah satu daya tarik yang membuat kami tertarik memainkan Kitaria Fables
Bagi pemain yang menyukai gaya visual permainan yang sangat KUTIPuwuKUTIP atau menggemaskan, penuh warna namun tidak kontras, game ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk dimainkan
Ketika pertama kali dipamerkan, kami menganggap bahwa seni visual Kitaria Fables mengingatkan kami akan Harvest Moon: Back to Nature, tetapi perbedaannya terletak pada karakter di dalamnya dimana manusia digantikan oleh hewanhewan lucu
: Selain visualnya yang menarik perhatian, Kitaria Fables juga menghadirkan sistem day / night cycle dan sistem cuaca layaknya game simulasi pada umumnya
Pemain akan menghadapi perputaran waktu dari pagi ke malam dan kembali ke pagi hari
Namun perlu diingat, ketika hari menjelang malam, monstermonster yang lebih kuat akan muncul daripada pagi hari
Hal ini karena kebanyakan monster yang kuat cenderung bersembunyi di gua saat pagi, dan keluar di malam hari
Selain itu, ada juga sistem cuaca yang tentunya membuat game ini menjadi lebih hidup seperti cerah hingga hujan
Akan tetapi, hujan justru membawa peruntungan untuk bercocok tanam, karena pemain tidak perlu menyiramnya kembali
Game ini tergolong ringan dan santai untuk dimainkan
Pemain tidak perlu membutuhkan spesifikasi yang terlalu besar jika memainkannya di PC
Data yang diunduh juga tidaklah besar, layaknya game indie pada umumnya
Meskipun begitu, kami masih menemukan beberapa bug di dalam game
Seperti bug audio salah satunya
Kami akui, suara alam yang ditawarkan oleh game ini terdengar menyejukkan
Contoh bug audio yang kami temukan adalah suara air terjun
Efek suara ini terdengar di berbagai tempat, meskipun tidak melewati atau sudah menjauh dari air terjun
Satu hal yang cukup disayangkan di Kitaria Fables versi PC (khususnya Steam) adalah sistem cloud save
Seperti yang pemain tahu, kebanyakan game di Steam menerapkan fitur cloudsave
Sehingga ketika pemain ingin memainkan suatu game di platform atau gadget lain, data penyimpanan game masih terbawa dan disimpan dengan sistem cloud
Sayangnya, hal ini tidak terjadi di Kitaria Fables versi Steam
Kami berharap di update berikutnya, developer menambahkan fitur cloudsave untuk versi Steam
Kesimpulan
Menjadi suatu kebanggaan bahwa game asal Indonesia mampu menciptakan mekanisme game simulasi yang menarik
Kami katakan bahwa Kitaria Fables bukan sekadar game simulasi biasa
Game ini memang menerapkan sistem bercocok tanam, memiliki blacksmith, adanya sistem cuaca, dan lainnya
Namun, beberapa elemen yang biasa kita temukan di game simulasi justru tidak disediakan di sini seperti menikah, memperluas rumah dan lahan pekarangan, memasak, atau bahkan mendekorasi ruangan
Kitaria Fables justru lebih menekankan pada aspek pertarungan dan sistem grinding yang cocok untuk pemain santai, kasual, dan sabar tentunya
Kitaria Fables sukses menawarkan pemandangan alam di setiap bioma dan visual yang sungguh berwarna nan menggemaskan
Belum lagi monstermonster yang muncul juga beberapa di antaranya memiliki penampilan yang lucu, sampai kami tidak tega mengalahkannya
Developer Twin Hearts telah bekerja dengan baik dalam mengemas dan menggabungkan elemen simulasi dengan mekanisme action adventure yang menyenangkan
Kami akui, untuk pemain yang gemar dengan Fantasy Life dan Rune Factory, Kitaria Fables menjadi salah satu game asal Indonesia yang kami rekomendasikan untuk dimainkan saat ini